[EXO Fanfiction] BATHROOM -Chapter 2 : I’m Losing You

[EXO Fanfiction] BATHROOM -Chapter 2 : I’m Losing You

―BATHROOM―

bathroom-irenebaekhyun1

←Previous Chapter : Being Ignored

― Chapter 2 : I’m Losing You ―

Author : Ayu Nur’asyifa Shafira (ayushafiraa_)

Cast : Bae Joohyun as Irene, Byun Baekhyun, Oh Sehun.

Genre : AU, Gore, Kidnapping, Romance, Sad, Sadism.

Rated : R / PG-17

Length : Chaptered/Series

Disclaimer : Casts belongs to God and their real life. Inspired by ‘ROOM’ Movie. Sebenernya belum nonton filmnya sih-_- Cuma ya udah tau garis besar ceritanya aja, jadi terinspirasi 😀 Selebihnya hanya bagian dari imajinasi/khayalan saya sendiri. Sifat/sikap/kehidupan karakter di dalam cerita ini diubah untuk kepentingan dramatis cerita sehingga mungkin tidak sama dengan sifat/sikap/kehidupan karakter dalam dunia nyata.

© AYUSHAFIRAA, 2016. All Rights Reserved. Unauthorized Duplication & Plagiarism is Prohibited.

 

I love you more than anything you knows…

.

.

.

“Jangan! Jangan lakukan itu! kumohon jangan!” pinta Irene dalam tangisnya.

SRET!

Baekhyun merobek dress mini berwarna putih yang dikenakan gadis itu hingga pahanya yang sedikit lebih mulus dari anggota tubuhnya yang lain itu terpampang begitu jelas.

“OH SEHUN! TOLONG AKU!”

.

.

.

Lelaki berkulit putih pucat itu tersentak dari tidurnya. Kekasihnya yang menangis dan berteriak meminta tolong dari jeratan penculik membuat mimpi indahnya bersama kekasihnya seketika berubah menjadi mimpi buruk. Oh Sehun, lelaki itu bangkit dari posisinya yang tertidur di meja kerjanya. Wajah lelah dengan lingkaran hitam yang terlihat jelas di sekitar matanya memperlihatkan betapa frustasinya ia dalam mencari keterangan tentang keberadaan kekasihnya, Irene, yang telah menghilang sekitar seminggu yang lalu.

Sehun mengambil kalendar yang ada di mejanya, tanggal 19 Desember yang telah ia tandai sebagai hari pernikahannya bersama Irene, akankah menjadi kenyataan?

tumblr_o0xipyao0q1s0o05jo2_500

“Dasar penculik keparat!” lelaki itu melempar kalendarnya dan mulai memijat kepalanya yang selalu terasa sakit saat mengingat kasus penculikan itu. tangannya terlihat mengepal kuat, sampai ia menemukan siapa penculik kekasihnya, ia pastikan siapapun  yang telah merusak kebahagiaannya itu akan menyesal seumur hidup.

Drrrt…drrrt…

Yeoboseyo?”

“….”

Mwo?!” mata lelaki itu membulat sempurna, saat seseorang di seberang line telepon sana berkata kalau tim penyelidiknya menemukan manager Irene dan beberapa asistennya sudah menjadi mayat busuk di tempat yang berbeda.

“Kau harus pastikan tidak ada sekecil apapun bukti yang tertinggal! Bagaimanapun aku harus secepatnya menemukan Irene. Pernikahanku tidak boleh batal!”

.

.

.

Irene tergeletak tak berdaya di lantai dingin kamar mandi tak terpakai itu dengan tangan yang masih diborgol di antara tepian besi kamar mandi dan mata yang masih tertutupi lilitan kain. Selangkangannya berdarah, tubuhnya penuh luka lebam, dan bibirnya bengkak. Penculik biadab itu telah merebut kegadisannya yang seharusnya ia berikan pada Sehun di malam pertama setelah pernikahan mereka nanti. Hancurlah sudah harapannya selama ini.

“Aku ingin mati…” lirih Irene. Ia menangis terisak hingga kain penutup matanya tak mampu menyerap seluruh airmatanya.

Kreeett…

“Kenapa kau menangis, Sayang? Bukankah tadi kau begitu menikmatinya?”

Suara itu… menjijikkan!

“Bunuh aku!” pinta Irene to the point. Baekhyun tertawa, sangat lucu mendengar permintaan menyedihkan itu. Lelaki itu menarik dagu Irene dan kembali mengecup bibirnya yang sudah membengkak.

“Aku mencintaimu, bagaimana mungkin aku sanggup membunuhmu?”

Tubuh Irene melemas. Ia benar-benar ingin mati, tapi kenapa penculik sialan itu malah mempermainkannya?!

“Daripada aku membunuhmu, aku lebih suka jika disuruh membunuh Oh Sehun.” celetuk lelaki itu.

DEG! O-Oh Sehun katanya?

“Apa… kau sangat berharap Oh Sehun datang seperti pahlawan untuk menyelamatkanmu? Sekali lagi aku tegaskan, aku tidak pernah menculikmu seperti apa yang ada di film-film. Aku hanya ingin membuatmu menyadari kalau ada aku yang mencintaimu di sini, bukan Oh Sehun bajingan sialan yang pernah dengan bangganya tak mengakui hubungannya denganmu.”

Irene terdiam. Oh-Sehun-bajingan-sialan-yang-pernah-dengan-bangganya-tak-mengakui-hubungannya-denganmu. Kata-kata itu membuatnya teringat masa-masa susah senangnya bersama Oh Sehun.

“Apa kau sudah memastikan tidak ada wartawan atau apapun itu yang mengikutimu ke sini?” tanya lelaki putih itu memastikan. Irene mengangguk yakin, namun lelaki yang tadi mengenalinya sempat membuatnya sedikit khawatir.

Sehun, lelaki itu memeluk tubuh kecilnya erat. Hanya di tempat seperti inilah mereka bisa bebas melakukan apapun yang mereka inginkan, jauh dari mata publik.

“Aku benar-benar lelah…” isak gadis itu dalam rengkuhan Sehun. Sehun mengerti kelelahan kekasihnya bukan hanya kelelahan fisik, tapi juga kelelahan batin. Memiliki hubungan spesial yang harus dirahasiakan tidak menyenangkan memang, tapi ‘katanya’ hal ini akan membawa kebaikan bagi semua orang.

“Kau hanya perlu bersabar, Sayang. Kita sudah bertahan sejauh ini, jangan menyerah.” Ucap Sehun yang seketika dapat menenangkan Irene.

Lelaki tinggi itu lalu menuntun gadisnya untuk beristirahat. Irene menyandarkan kepalanya di dada bidang Sehun, sementara tangan Sehun dengan lembut mengelus rambutnya yang terurai panjang.

“Apa yang akan kau lakukan jika manajemen kita tidak akan pernah merestui hubungan kita untuk terpublikasi?” tanya Irene. Matanya masih terlihat sendu.

“Aku akan keluar dari manajemen itu dan menikahimu.” Jawab Sehun yang langsung membuat Irene menatapnya dengan mata berbinar penuh harapan.

Pernikahan…

Pernikahan…

Pernikahan…

Mengingat hal itu hanya membuat hatinya semakin terluka. Mungkinkah saat ini Sehun masih setia mencintainya dan mencari-cari tentang keberadaan dirinya? Ataukah saat ini, Oh Sehun sedang menghabiskan waktunya bersama wanita lain dan melupakannya? Lagipula, jika ia terbebas dari penculikan ini, masihkah Sehun mau menikahinya jika lelaki itu tahu kalau dirinya sudah tidak lagi perawan?

“Oh Sehun… tolong aku…” ucap Irene dengan suara yang hampir habis. Selain menangis dan terus berdoa, tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan bukan?

Baekhyun langsung melakban mulut Irene saat mendengar nama Oh Sehun disebut-sebut oleh gadis itu. Ia lantas tersenyum ketika ia tak lagi dapat mendengar Irene menyebut nama Oh Sehun dalam tangisannya, karena setiap ia mendengar nama itu ia selalu ingin menghilangkan ingatan Irene tentang lelaki itu.

“Bagaimana caranya mencuci otak seseorang ya? Pasti mengasyikan sekali jika aku bisa melakukannya untukmu.”

.

.

.

baekhyunhandmade

Baekhyun memandangi foto prawedding Irene dan Oh Sehun yang sudah dirobek dan dicorat-coretnya itu. Senyum penipu, begitulah kesan penilaiannya saat melihat senyuman Oh Sehun di foto itu pertama kali. Tidak hanya di foto itu, lelaki bernama Oh Sehun itu memang selalu menunjukkan senyuman palsunya di hadapan para awak media. Sayang sekali, lelaki itu tak pernah ditawari bermain film, padahal kualitas aktingnya sangat luar biasa bahkan dalam dunia nyata.

Irene belum juga ditemukan, Oh Sehun terpaksa batalkan pernikahannya.’ ‘Pernikahan Artis tampan Oh Sehun dan Model cantik Irene hari ini resmi dibatalkan.’ ‘Pernikahan batal, Oh Sehun curhat merindukan Irene di Instagram.

Rekaman berita-berita itu satu persatu Baekhyun perlihatkan pada Irene tanpa membiarkan gadis itu melepas penutup matanya. Mendengar berita itu membuat Irene semakin yakin, kemungkinan untuknya bisa lepas dari jeratan lelaki jahat di depannya itu semakin kecil. Oh Sehun, pasti sudah menyerah untuknya.

“Hentikan video itu, aku tidak ingin mendengarnya lagi.”

Wae? Kau pasti sudah muak mendengar nama itu bukan? Aku juga.” Ucap Baekhyun tersenyum lebar, menyeramkan.

“Kau sudah membuat hidupku benar-benar hancur, apalagi yang kau inginkan?” tanya Irene yang sepertinya sudah tak mampu berharap lagi.

Baekhyun berdehem, kata-kata Irene yang mengatakan seolah-olah dirinya hanyalah penghancur kehidupan gadis itu sungguh tak mengenakan di telinganya. “Aku tidak pernah berniat sedikitpun untuk menghancurkan hidupmu.”

“Tapi kenyataannya kau memang melakukan itu.”

PRAK! Lelaki itu membanting ponsel pintarnya ke sembarang arah hingga nyaris tak berbentuk lagi.

Geurae, marahlah! Aku tidak akan berhenti membuatmu marah sampai kau benar-benar menghabisi nyawaku!” ucap Irene dengan suara meninggi, hampir berteriak.

“APA KAU TIDAK MENGERTI JUGA, BAE IRENE?! AKU… AKU MENCINTAIMU! DAN BAJINGAN YANG KAU PERCAYAI SETIA MENCINTAIMU DI LUAR SANA HANYALAH SEORANG PENIPU!”

“MESKIPUN BEGITU, AKU AKAN TETAP MENCINTAINYA!”

PLAK! PLAK! PLAK! PLAK!

Sudut bibir Irene berdarah, ditampar berkali-kali oleh tangan besar nan kasar lelaki itu mampu membuatnya seketika kehilangan kesadarannya.

Baekhyun jatuh berlutut di hadapan Irene, tangannya gemetar. Matanya yang berair memandangi wajah pingsan gadis itu dengan penuh penyesalan. Tak seharusnya ia bersikap kasar pada gadis yang ia cintai. Tapi begitulah faktanya, seorang Byun Baekhyun paling tidak bisa mengontrol emosinya atas segala hal yang berhubungan dengan Bae Irene.

.

.

.

Oppa! Lihat yang ini! apa gaun ini cocok untukku?” tanya Irene antusias. Namun sepertinya tidak dengan Sehun.

Jauh di depan sana, Sehun terduduk di sofa sambil memijat pelan dahinya. Skandalnya dengan Irene yang secara tiba-tiba terungkap di berbagai media benar-benar membuatnya stres. Terlebih dirinya yang terancam tak bisa melanjutkan karir keartisannya di sebuah manajemen besar semakin membuat deretan masalah itu kian runyam.

Oppa, ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja.” Jawab Sehun singkat.

“Tapi sepertinya kau tidak sedang baik-baik saja.”

PRANG! Sehun melempar gelas kristal yang ada di dekatnya hingga pecah. Sementara gadis di depannya terkejut bukan main.

“KALAU KAU TAHU ITU LALU UNTUK APA KAU BERTANYA?!”

Perubahan sikap Sehun, sungguh tidak dapat Irene percaya. Irene seperti melihat sosok lain dalam diri Sehun, bukan Sehun yang selama ini ia kenal.

Mimianhae, Sayang. Sepertinya aku butuh istirahat, kau lanjutkan saja memilih gaunnya sendiri. Apapun yang kau kenakan, pasti akan terlihat cantik di mataku.” Ucap Sehun sebelum akhirnya memilih pergi meninggalkan Irene yang belum sempat membalas sepatah katapun.

Di lain hari, Irene kembali dapat bergelayut manja di lengan Sehun. Masalah kemarin sudah gadis itu lupakan, yang terpenting Sehun bisa kembali berada di sampingnya dengan senyuman malaikat yang selalu dapat menenangkan hatinya.

Oppa, apa aku terlihat gemukan?”

Ani, tidak sama sekali. Memangnya kenapa?” tanya Sehun heran.

“Terkadang orang-orang di luar sana bisa menjadi sangat menggelikan, mereka mengatakan kita berencana menikah cepat karena aku hamil! Haha, apa-apaan itu? berciuman saja, kita tidak pernah.” Ungkap Irene diakhiri tawanya yang renyah.

“Ah, kau benar juga. Kita bahkan belum pernah berciuman. Lalu, apa kau mau berciuman denganku?”

Mwoya!” Irene mendorong bahu Sehun pelan sambil menahan senyumannya, “Jangan bercanda seperti itu!”

Wae? apa yang salah dengan pasangan yang sudah 2 tahun bersama tapi tidak pernah sedikitpun berciuman? Kau malu dengan hal itu eoh?” tanya Sehun sambil menatap mata Irene. Gadis itu langsung membisu, tak sanggup berkata apa-apa. Nada bicara Sehun sudah tidak enak lagi untuk diajak bercanda.

“Aku hanya tidak ingin mengotori bibirku sendiri sebelum waktunya.” Ucap lelaki itu selanjutnya.

.

.

.

Sehun sungguh menyesali kata-kata jahat yang keluar dari mulutnya sendiri. Karena kata-kata jahatnya itulah, ia tidak pernah bisa kembali melihat sosok pujaan hatinya. Akibat lainnya lagi, keluarga besarnya harus menanggung malu karena pernikahannya dengan Irene dibatalkan. Mungkin saja, jika saat itu dirinya tak menunjukkan sifat kasarnya pada Irene, Irene masih bisa berdiri di sampingnya dan memeluknya penuh kehangatan.

“Ke mana lagi aku harus mencarimu, Irene-ah?”

Kata-kata itu mungkin terdengar seperti Sehun akan menyerah pada keadaan, tapi di balik itu semua, masih ada harapan yang besar untuk menemukan sang kekasih baik dalam keadaan hidup ataupun mati.

“Berhenti melibatkan dirimu dalam kasus ini!”

A-Abeoji…” Sehun memandang pria paruh baya yang ia panggil ‘Ayah’ itu dengan tatapan tak percaya.

“Kau hanya akan mempersulit masa depanmu sendiri. Lupakan Irene dan mulailah untuk mencari gadis lain!”

BRAK!

Abeoji! Abeoji, buka pintunya! Aku harus menemukan Irene bagaimanapun caranya! ABEOJI! KAU TIDAK BISA MENGURUNGKU DI SINI! AKU HARUS MENCARI IRENE! ABEOJI!!!”

.

.

.

To be continued…

136 pemikiran pada “[EXO Fanfiction] BATHROOM -Chapter 2 : I’m Losing You

Tinggalkan komentar