[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 3 : The Third Person (2/2)

[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 3 : The Third Person (2/2)

STRAWBERRY KISS

A fanfiction by AYUSHAFIRAA

`Starring Oh Sehun, Kim Yoojung as Seol HanaPark Chanyeol.`

`Supported by Ryu Sujeong as Shin HeeraByun Baekhyun, Kang Mina as Choi Hyunhae, Kim Dahyun as Lee Haejoo.`

|| Hurt/Comfort, Romance, School-life ||

// Teen // Chaptered //

Disclaimer

Keseluruhan cerita merupakan hasil murni dari pemikiran dan khayalan saya sendiri. Judul terinspirasi dari salah satu merek permen :v Sifat/sikap/kehidupan karakter di dalam cerita ini diubah untuk kepentingan cerita sehingga mungkin tidak sama dengan sifat/sikap/kehidupan karakter dalam dunia nyata.

© AYUSHAFIRAA, 2016. All Rights Reserved. Unauthorized Duplication & Plagiarism is Prohibited.

Special appearance :

Kim Junmyeon as Teacher Kim

|| Playlist : First Kiss (1/2)First Kiss (2/2)Second Chance (1/2)Second Chance (2/2)The Third Person (1/2) ||

Now Playing

Episode 3 : The Third Person (2/2)―

♥♥♥

Hari yang cerah disinari sang mentari mengawali pagi Seol Hana sebagai siswi yang mendapat skorsing dua minggu dari sekolahnya. Kalau dipikir berulang kali, rasanya menyebalkan sekali. Ia menjadi korban kenakalan bibir Sehun dan menjadi korban fitnahan Heera yang memanfaatkan momen itu. Oh Ya Tuhan! Demi apa Hana ingin mengumpat sekasar-kasarnya!
Hana bangkit dari kasur empuknya, meregangkan badan sekedar untuk mendapat tubuh yang lebih segar. Sekarang ini, jam sudah menunjukkan waktunya untuk pergi ke sekolah. Tapi ya… Hana kan diskors 2 minggu. Jadi, untuk apa peduli waktu?

“Hana-ya! apa kau sudah bangun, Sayang?” suara sang ibu terdengar dari balik pintu kamarnya.

Hana lalu berjalan malas ke arah pintu untuk menyambut pelukan hangat ibunya.

“OH ASTAGA!” BRAK! Hana cepat-cepat menutup kembali pintu kamarnya rapat-rapat setelah melihat ibunya tak berdiri sendiri di depan kamar. Ada Guru Kim yang menemani sang ibu dan turut menyaksikan wajah ileran sehabis bangun tidur seorang Seol Hana yang seharusnya tidak cocok dikonsumsi pria single seperti Guru Kim di pagi hari ini.

EOMMA KENAPA TIDAK BILANG ADA GURU KIM EOH? AKU MALU SEKALI TAHU!” teriak Hana dari dalam kamar. Guru Kim hanya terkekeh pelan.

“Kalau begitu saya akan menunggu Hana di bawah saja, Nyonya Seol.” Ucap Guru Kim sopan.

“Ah iya, maaf ya, Kim Seonsaeng. Hana terkadang memang begitu! Tapi sebenarnya Hana selalu cantik kok bahkan di saat ia baru bangun tidur sekalipun, hehe.”

Guru Kim mengulum senyumannya, “Iya, Nyonya Seol. Saya tahu Hana memang selalu cantik kapanpun saya melihatnya.”
♥♥♥
“Eoh, Ibu Hana, annyeonghaseyo.”

“Oh Sehun? kenapa kau di sini? Kau tidak ikut study tour bersama Guru Kim?” tanya ibu Hana saat melihat seseorang yang menekan bel rumahnya adalah Oh Sehun.

Study tour? Guru Kim?” Sehun balik bertanya dengan raut kebingungan.

Ibu Hana mengangguk cepat, “Tadi Guru Kim menjemput Hana kemari, katanya sih akan study tour ke museum.”

Lelaki berpenampilan casual itupun menepuk jidatnya sendiri, berpura-pura lupa akan kebohongan satu itu. “Ah iya, ternyata aku yang lupa! Ya ampun, aku harus secepatnya menyusul mereka berarti!”

Setelah meminta kejelasan tempat yang dituju Hana dan Guru Kim, Sehun langsung berpamitan pada orang tua Hana dan melesat mencari gadisnya dengan mengendarai mobilnya sendiri. Sepanjang jalan, Sehun terus berpikir keras. Sebenarnya ada hubungan apa antara Hana dan Guru Kim? Jika dipikir sekali lagi, tidak mungkin hubungan mereka hanya sekedar guru dan murid. Guru Kim bahkan sampai berbohong pada orang tua Hana tentang study tour itu. jelas-jelas Hana dan dirinya sedang dalam masa skorsing, mana ada study tourstudy touran?

“Kalau memang hubungan mereka spesial, berarti sainganku bertambah satu lagi.” gumam Sehun di perhentian lampu merah. Fix! Sehun harus berusaha lebih keras lagi untuk merebut hati Hana.

‘Yak, kau di mana?!’ klik! terkirim.

Setelah sekian lama, balasan dari Hana tak kunjung Sehun terima. Saat Sehun mencoba menghubungi gadis itu, ponselnya tidak aktif. Oh ayolah! Masa iya Guru Kim menculik Seol Hana? Atau jangan-jangan, Guru Kim membawa Hana ke hotel dan…

Sehun bergeleng cepat, buru-buru menghapus pikiran bodoh itu dari otaknya. Guru Kim tidak akan mungkin melakukan perbuatan yang macam-macam, dan ia tahu Hana bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik.
♥♥♥
Waktu baru menunjuk ke angka 12, matahari bersinar terang di langit yang cerah tak berawan. Di bawah langit biru, gadis belia dengan rambut terurai mengambil langkah riang di samping pria yang sedikit lebih tua darinya. Gadis itu, Seol Hana, dengan mudahnya menerima ajakan Guru Kim untuk pergi bersenang-senang di saat teman-temannya yang lain mungkin sibuk dengan pelajaran dan tugas-tugas sekolah mereka. Pergi bersama Guru Kim tidak pernah ada salahnya. Pria matang yang masih betah menjomblo itu memang selalu bisa membuat Hana bahagia dengan caranya sendiri.

Hari ini, tepat ke-25 kalinya Seol Hana pergi ke luar bersama Guru Kim. Sama menyenangkannya. Guru Kim selalu mengajaknya untuk kencan es krim, pergi ke taman hiburan, belanja ke mall, atau sekedar mencicipi varian rasa kopi terbaru di coffee shop langganan mereka. Matang, tampan, mapan, dermawan, baik hati, peduli, dan sedikit cerewet, setidaknya dalam pandangan Seol Hana seorang Kim Junmyeon lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya. Siapa yang tidak akan suka jika lelaki seperti Guru Kim memperlakukan diri kita seperti dia memperlakukan Seol Hana? Oh, gadis itu benar-benar beruntung.

“Hana-ya, hati-hati! Nanti kau jatuh!” wajah Guru Kim sudah cemas duluan saat Hana nekat berjalan di atas papan jungkat-jungkit yang ada di taman bermain. Tapi Seol Hana justru malah santai-santai saja menanggapinya.

“Kalau aku jatuh, kan ada kau yang akan menangkapku, Saem.”

Grep! Tangan Guru Kim memegangi satu tangan Hana untuk membantu menjaga keseimbangan gadis itu. “Ish, kau ini! tidak di sekolah, tidak di luar! Masih saja membuatku cemas!”

OMO! OMO!”

BRUK!

Benar kata Guru Kim, Hana terjatuh. Dan benar juga apa yang Hana katakan, Guru Kim menangkapnya. Posisi Guru Kim kini sudah seperti kasur tersendiri bagi Hana yang menindih tubuhnya.

“Ya Tuhan! Hei kalian! Di sini banyak anak-anak!”

Hana dan Guru Kim langsung bangkit saat salah seorang ibu yang membawa anaknya ke taman bermain ini mengomel karena adegan mereka yang tidak cocok untuk anak di bawah umur 13 tahun yaitu saling tindih-menindih di tempat umum-_-

Jhweoseonghamnida!” ucap mereka membungkukkan badan bersamaan, meminta maaf. Tangan Hana langsung menarik tangan Guru Kim untuk mengajaknya berlari secepat mungkin, kabur dari tempat itu.

Sambil berlari, Hana membayangkan kalau tangan yang saat ini ia genggam adalah tangan lelaki bernama lengkap Park Chanyeol. Dalam bayangannya, Park Chanyeol tertawa terbahak-bahak sambil terus berlari bersamanya. Lelaki tinggi yang surai hitamnya sedikit acak-acakan karena tersibak angin malah merapikan rambut Hana yang panjang terurai. Saat melewati penjual aksesoris topi di pinggir jalan, lelaki itu membelikan Hana snapback dan dengan manisnya memasangkan snapback tersebut ke kepala Hana.

Senyuman Hana memudar perlahan, menyadari kalau adegan romantisnya bersama Park Chanyeol tadi hanyalah sebuah khayalan belaka yang tak pernah terwujudkan. Yang nyata sekarang, ia hanya berlari, bersama seorang Kim Junmyeon, yang tak lain adalah guru kesiswaan di sekolahnya sendiri.

“Hana-ya, kau kenapa?” ibu jari Guru Kim bergerak mengusap sebulir airmata yang jatuh membasahi pipi Hana.

Hana menggeleng dengan senyuman tipis, “Aku hanya teringat akan mimpiku yang tak pernah menjadi nyata. Rasanya menyakitkan sekali, Saem.”

“Kapanpun kau membutuhkan teman untuk bercerita keluh kesahmu, jangan pernah ragu untuk datang padaku atau menghubungiku untuk mendatangimu. Kapanpun, Hana-ya. Kapanpun itu. Aku akan selalu siap untuk hadir dan menemanimu, Seol Hana.”

Sebuah ungkapan tulus dari dasar hati Guru Kim yang langsung sampai ke hati Seol Hana, membuatnya terenyuh dalam diam dengan senyuman berjuta terimakasih. Guru Kim mampu membuat Hana merasa diistimewakan, tidak seperti Park Chanyeol yang justru membuat Hana merasa terbuang.

‘Yak kau di mana?!’ pesan dari nomor kontak Sehun akhirnya terbaca juga oleh Hana setelah lebih dari 9 jam ia tak mengaktifkan ponselnya.

‘Aku sedang pergi ke luar. Jangan ganggu aku!’ balas Hana kemudian.

Hari sudah semakin sore, namun gadis itu masih enggan untuk beranjak pulang. Saat ini, Guru Kim tengah mentraktirnya makan sore di suatu restoran ternama di kota Seoul. dengan disuguhi makanan-makanan khas Italia, yang dimakan oleh Hana hanya sepiring spaghetti bolognese karena memang  hanya makanan itulah yang cocok di lidahnya.

“Kau sedang membalas pesan dari siapa, Hana-ya? Park Chanyeol?” tanya Guru Kim sambil memotong daging sapi yang telah diasapkan terlebih dahulu itu.

Hana menggeleng cepat, “Bukan kok! Sejak kemarin, kami tidak saling berhubungan lagi.”

“Lalu siapa?” belum sempat Hana membuka mulut, Guru Kim sudah mampu menebaknya lebih dulu, ”Ah! Pasti si siswa baru itu! Oh Sehun! Benar kan?”

Gadis itu nyengir kuda, mengiyakan tebakan Guru Kim.

“Kenapa? Apa dia bersikap overprotektif padamu?”

Saem ini! untuk apa Sehun bersikap seperti itu padaku? Hubungan kami hanya sebatas teman kecil saja kok, tidak lebih!” jelas Hana tanpa ragu.
♥♥♥
Berkeliling kota Seoul hanya untuk mencari seorang Seol Hana, kurang kerjaan apa lagi coba Oh Sehun? Meski mendapat balasan pesan, pesan itu sama sekali tak berguna dan tak menunjukkan letak keberadaan Hana detik ini. Sejak pergi pukul 8 pagi tadi dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Hana belum juga kembali ke rumahnya.

Sehun memarkir mobilnya, berniat untuk mencari Seol Hana dengan berjalan kaki menelusuri keramaian kota di antara beribu manusia. Beberapa kali lelaki itu terlihat keluar masuk pertokoan dan kafe, namun tanda-tanda keberadaan Hana nihil. Langkah kakinya kemudian membawanya masuk ke dalam restoran bergaya itali, pandangan matanya sibuk meneliti setiap inchi ruangan restoran yang besar dan setiap wajah pelanggan restoran tersebut.

“Ah,” akhirnya! Seol Hana!

Bibir Sehun terkatup rapat dalam diamnya. Kecurigaannya selama ini ternyata benar. Dengan mata kepalanya sendiri, Sehun dapat melihat dengan jelas bagaimana seorang Guru Kim memperlakukan Hana tak seperti kepada muridnya yang lain. Contohnya saja saat ini, Guru Kim tengah menggenggam erat kedua tangan Hana dengan tatapan seorang pria pada wanitanya.

Oh ayolah, Oh Sehun! Bahkan Hana tak pernah mau diperlakukan seperti itu olehmu!

“Seol Hana…” panggil Sehun sesaat setelah dirinya berjalan mendekat ke arah meja Hana dan Guru Kim.

“Eoh? Oh Sehun? kenapa… tidak, bagaimana kau tahu aku ada di sini?” raut Hana seketika berubah terkejut, genggaman tangan Guru Kim pun dilepaskannya secara paksa.

“Ternyata kau hebat sekali, ya? tak berhasil mendapatkan apa yang selama ini kau kejar, kau sudah bisa mendapatkan lagi apa yang sepadan.”

Kening Hana mengkerut, “Apa maksudmu?”

“Maksudku,” Sehun menghela nafasnya, “Baru saja kemarin kau lepas dari Park Chanyeol, hari ini kau sudah mendapat penggantinya. Seorang guru lagi. Pantas saja kau bisa berbuat semaumu di sekolah itu, ternyata ada-“

“HENTIKAN!” Hana bangkit dari duduknya, menatap lelaki yang sudah menginjak-injak harga dirinya dengan mata berair.

“KAU PIKIR AKU INI APA, OH SEHUN?! SEBEGITU MURAHANNYA KAH AKU DI MATAMU SEKARANG?! KAU PIKIR SEGALA TUDUHAN YANG ADA DI OTAKMU ITU BENAR? HANYA KARENA KAU MELIHATKU BERSAMA GURU KIM, KAU PIKIR AKU BERKENCAN DENGANNYA?” airmata gadis itu terus menetes, emosinya sudah memuncak sampai ke ubun-ubun.

“Hana! Hana, tenanglah!” Guru Kim menghampiri Hana dan berusaha menenangkannya.

Saat itu juga, Sehun sadar, kata-katanya sudah terlalu kasar dan keterlaluan.

“Hana maaf-“

“TERSERAH! TERSERAH KAU MAU BERPIKIR APA SAJA TENTANGKU SEKARANG! AKU BENAR-BENAR MUAK! AKU SELALU SALAH DI MATA ORANG BANYAK! BAHKAN KAU, OH SEHUN! BAHKAN KAU… AKU BENCI PADAMU!” teriak Hana yang kemudian berlalu pergi, meninggalkan Oh Sehun dan Guru Kim dengan berderai airmata.

“Sehun-ah, kau sepertinya sudah salah paham. Kau tidak seharusnya berkata seperti itu pada Hana.” Tangan Guru Kim mengepal, menahan emosi. “Kau lihat airmatanya barusan?! Kalau saja kau bukan muridku, mungkin kau akan habis di tanganku!” ucap Guru Kim sebelum akhirnya berlari menyusul Hana.

Sehun meremas rambutnya sendiri, frustasi. “DASAR BODOH! APA YANG TELAH KAU LAKUKAN, OH SEHUN?! SEKARANG HANA MEMBENCIMU! HANA MEMBENCIMU BODOH!”

Ponsel lelaki itu bergetar cukup lama, tanda sebuah panggilan masuk ke nomornya. Nomor kontak Lee Haejoo tertera jelas di layar ponsel pintar Sehun, menunggu Sehun menekan ikon gagang telepon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan darinya.

Yeoboseyo?”

“Oh My Sexy Sehunnie! Ada berita gawat!” Sahut Haejoo di seberang sana, heboh, sesaat setelah Sehun mengangkat teleponnya.

“Apa yang gawat?”

“Tolong cegah Hana untuk membuka obrolan grup kelas! Jangan biarkan Hana melihat semua obrolan di sana!”

“Kenapa memangnya? Bisakah kau berbicara langsung ke intinya saja, Lee Haejoo?” tanya Sehun yang memang sudah tidak mood berbasa-basi.

“Itu…” Haejoo menggantung kata-katanya, membuat Sehun mendengus, kesal menunggunya bicara.

“Shin Heera mengunggah foto selcanya bersama Chanyeol sunbae yang sedang tidur dengan hanya mengenakan baju handuk saja, dan anak-anak kelas kita langsung meng-screenshot dan heboh membicarakannya di obrolan grup! Oh ya ampun! Shin Heera pasti sudah benar-benar gila!”

Manik Sehun membulat sempurna, “Apa?!”
♥♥♥
Hana menapaki lantai rumahnya dengan langkah gontay. Gadis itu berhasil pulang sendirian dengan menggunakan taksi. Guru Kim memang sempat mengajaknya untuk pulang bersama, namun Hana bersikeras menolak dan ingin pulang sendiri. Di telinganya, masih terngiang jelas kata-kata Sehun yang begitu menyakitkan hati. Sehun bukan lagi tempatnya untuk menangisi Park Chanyeol. Sehun, sudah sama brengseknya dengan si caplang Park.

“Oh! Bayiku! Ada apa denganmu?! Kenapa kau menangis?! Bukankah seharusnya kau pulang dengan ceria setelah pergi study tour?!” tanya sang ibu. Ibu manapun pasti akan bereaksi sama jika melihat anaknya yang pergi dengan begitu ceria tiba-tiba pulang dalam keadaan menangis.

“Siapa yang membuatmu menangis?! Guru Kim?! Seniormu si Park Chanyeol?! Atau siapa?! Cepat katakan pada Appa sekarang juga! Berani sekali orang itu telah membuat anak Appa yang cantik ini menangis!” sang ayah pun tak kalah tersulut emosi.

Hana menggeleng lemah sembari memperlihatkan senyuman paksanya pada kedua orang tuanya. Gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya, menaiki beberapa anak tangga untuk bisa sampai ke kamarnya di lantai dua.

Cklek!

Langkah Hana berhenti di ambang pintu kamarnya ketika sebuah permintaan video call datang dari nomor kontak Chanyeol.

Bola mata Hana melebar seketika tatkala penampakan dalam video call tersebut memperlihatkan Shin Heera yang tengah mengancingkan kemeja putih yang terlihat kebesaran di tubuhnya itu sambil duduk di tepi kasur. Di kasur yang cukup lebar itu, Park Chanyeol terlihat terlelap dalam tidurnya yang hanya mengenakan baju handuk saja. jika dilihat dari arahnya, kamera ponsel Chanyeol pasti diletakkan tak jauh dari kasur tersebut. Heera tersenyum ke arah kamera, memperlihatkan barisan giginya yang rapi tanpa sedikitpun merasa malu. Dan adegan itu, menjadi pemandangan terakhir yang dapat Hana saksikan dari video call tersebut.

PRAK! Ponsel Hana terlepas dari genggaman tangannya yang melemah. Matanya sudah cukup sembab untuk menafsirkan betapa menyedihkan dirinya saat ini.

Seumur hidup, Hana tidak pernah berkunjung ke rumah Chanyeol, apalagi masuk ke dalam kamar lelaki itu untuk bercinta! Berciuman dengan Chanyeol saja tak pernah! Tapi Heera? Bisa-bisanya Heera memamerkan keintimannya dengan Park Chanyeol pada Seol Hana begitu mudah. Hana, kau benar-benar gadis yang menyedihkan!

BRUK!

“Bayiku! Bayiku! Hana! Seol Hana! Sadarlah, Sayang! Oh Ya Tuhan!”

“Cepat kita bawa dia ke rumah sakit, Yeobo!”
♥♥♥

 

nextweek6

 

20 pemikiran pada “[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 3 : The Third Person (2/2)

  1. aaarrrrgggghhhh… heera bener2 musang berbulu domba, bebeb chanyeol lg duh ngapah oon bgt si bs2ny tdr ma cabe, xixixiii… jd greged sendiri… terima kasih utk memperbaharui author, moga ttp smgt dn sehat selalu, aamiin… updateny jgn lama2 y, hehee…😚💪

    Suka

    1. Cabe xD yaampun padahal harga cabe lagi mahal, mungkin heera sejenis cabe busuk /plak /kejem😂 iyaa sama2, amiin ya allah 🙏 makasih doanya^^ iyasiip diusahakan secepatnya yaa, ditunggu aja kelanjutannya~😚👍

      Suka

  2. Oke fix! Shin haera bner” akan masuk empang! Tu bocah ngapain lgi sih bkin gara” aja,, dy tu sbnernya benci ama hana mkanya dketin chanyeol kn, hadeh dsar bocah,,
    g cma sehun yg pnasaran ama kdekatan hana n guru kim, gw jga penasaran, banget mlah,,
    aarrgghh smpai jmpa next chapt, gw mw msukin haera k empang -__-

    Suka

    1. Buset wakakak udah diciriin yaa bakal jadi korban selanjutnya buat dimasukin empang 😂👏 Heera mah gitu, gemesin bikin orang pen nampol bolakbalik /plak😂
      Ciyeee ciyeee penasaran sama hubungan Hana-Guru Kim ciyeee, sama aku juga /plaklagi😂
      /siapinempang/plakegen😂

      Suka

Tinggalkan komentar