[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 4 : The Fourth Reason (2/2)

[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 4 : The Fourth Reason (2/2)

STRAWBERRY KISS

A fanfiction by AYUSHAFIRAA

`Starring Oh Sehun, Kim Yoojung as Seol HanaPark Chanyeol.`

`Supported by Ryu Sujeong as Shin HeeraByun Baekhyun, Kang Mina as Choi Hyunhae, Kim Dahyun as Lee Haejoo.`

|| Hurt/Comfort, Romance, School-life ||

// Teen // Chaptered //

Disclaimer

Keseluruhan cerita merupakan hasil murni dari pemikiran dan khayalan saya sendiri. Judul terinspirasi dari salah satu merek permen :v Sifat/sikap/kehidupan karakter di dalam cerita ini diubah untuk kepentingan cerita sehingga mungkin tidak sama dengan sifat/sikap/kehidupan karakter dalam dunia nyata.

© AYUSHAFIRAA, 2016. All Rights Reserved. Unauthorized Duplication & Plagiarism is Prohibited.

|| Playlist : First Kiss (1/2)First Kiss (2/2)Second Chance (1/2)Second Chance (2/2)The Third Person (1/2)The Third Person (2/2)The Fourth Reason (1/2) ||

Now Playing

Episode 4 : The Fourth Reason (2/2)―

♥♥♥

Dua minggu tidak berangkat sekolah karena diskors rasanya memang aneh bagi Seol Hana, tapi lebih aneh lagi rasanya menyadari tiba-tiba pagi ini adalah waktu bagi dirinya untuk kembali masuk sekolah. Ya, dua minggu masa skorsnya berlalu begitu cepat.

“Selamat pagi, bayiku!” sapa sang ibu dari meja makan saat melihat Hana yang baru keluar dari kamarnya dan mulai menuruni satu persatu anak tangga.

“Selamat pagi juga, Eomma! Selamat pagi, Appa!” balas Hana sedikit tak semangat. Jujur saja, ia sudah keenakan berdiam diri di rumah tanpa menyentuh buku-buku pelajaran sedikitpun.

“Ya ampun, lihat bayi kita, Yeobo! Dia semakin cantik saja, bukan?” tanya ibunya pada sang ayah yang juga menunggunya di meja makan untuk sarapan bersama. Sang ayah kemudian mengulum senyum, “Tentu saja dia harus semakin cantik! hari ini kan dia akan berangkat sekolah bersama Oh Sehun, unch unch unch!”

Hana hanya bisa memasang ekspresi datar atas tingkah ayahnya yang berlebihan menanggapi ucapannya kemarin malam kalau pagi ini Oh Sehunlah yang akan menemani hari pertamanya masuk sekolah setelah diskors.

Eomma, Appa, sekedar info saja ya! Aku dan Sehun hanya teman, cintaku hanya untuk seniorku, Park Chanyeol seorang!”

Ayah Hana mengangguk saja, padahal sang ayah masih ingat sekali bagaimana putri semata wayangnya itu pernah berbagi sebuah rahasia menarik yang menyangkut Oh Sehun sewaktu kecil dulu.

“Sudah! Sudah, ya! Sekarang waktunya kita sarapan!” ujar sang ibu. Keluarga kecil itu pun akhirnya menyantap sarapan pagi mereka dengan suasana hangat seperti biasa sebagai awal dari hari yang cerah ini.

♥♥♥

Di depan gerbang sekolah pagi itu, Hyunhae dan Haejoo sudah siap dengan banner penyambutan berwarna merah muda buatan mereka untuk menyambut kapten geng mereka yang akan kembali masuk sekolah tepat di hari ini. Kelakuan mereka tentunya mengundang tatapan aneh serta tawa meledek dari siswa-siswi lain yang berlalu lalang melewati gerbang. Tapi mereka tidak peduli, toh mereka bahagia sekali hari ini.

“Wuih! Daebak! ‘Selamat datang kembali, Seol Hana yang cantik!~ kami yang lebih cantik darimu ini sangat merindukanmu!~’ Pfft!” Baekhyun yang baru datang bersama Chanyeol hanya bisa menahan tawanya saat membaca kalimat terakhir di banner yang saat ini Hyunhae dan Haejoo genggam erat-erat.

“Tertawa ya tertawa saja! jangan ditahan-tahan!” ucap Haejoo jutek. Baekhyun melongo tak percaya. Biasanya gadis itu akan berkata dengan wajah memerah kalau dirinya terlihat seksi saat melakukan apapun, tapi kenapa kali ini? Baekhyun melonggarkan dasinya, gerah. “Ayo cepat kita masuk saja, Park Chanyeol!”

Chanyeol menarik kerah bagian belakang Baekhyun tepat setelah sahabatnya itu baru mengambil langkah hingga tercekik untuk beberapa saat. “Tidak, tidak, Baekhyun-ah! Kita juga harus ikut menyambut Seol Hana!”

“Kenapa aku harus?!” protes Baekhyun.

“Sudah jangan banyak bicara!”

Siswa yang berpostur lebih tinggi itu kemudian mendorong tubuh temannya yang sedikit lebih pendek untuk berdiri di dekat Haejoo dan dirinya berdiri tepat di samping Hyunhae sambil membantu memegangi banner yang tentunya berat untuk dipegang bagi kaum hawa. Hyunhae yang tak kuat menahan aura keseksian si lelaki tinggi di sampingnya itupun kemudian berusaha menyandar-nyandarkan kepalanya ke bahu lelaki itu. Bukannya marah, Chanyeol justru tertawa.

“Oh itu! itu dia mobil Sehun!” seru Haejoo.

“Sehun?” kening Chanyeol berkerut. Ia tidak tahu apa-apa tentang Hana yang berangkat ke sekolah bersama Sehun hari ini.

“Huwaaa!~ Kalian!~” Hana langsung berlari memeluk kedua sahabatnya. Airmata Hana bahkan sempat menetes saking terharunya mendapat penyambutan spesial seperti itu.

“Aku yang menulisnya, Hana-ya! Baguskan tulisanku? Siapa dulu? Choi Hyunhae!” ucap siswi yang memiliki tubuh sedikit lebih berisi dibanding teman-temannya namun tetap terlihat cantik itu.

“Lihat gambar imut ini! gambar itu juga! aku yang membuatnya! Lee Haejoo yang juga imut bahkan lebih imut dari gambarannya!” ucap Haejoo tak mau kalah.

Hana tertawa masih dengan matanya yang basah, “Terimakasih banyak ya, kalian! Hiks, aku jadi ingin terus menangis.”

“Ekhm! Ekhm!” Baekhyun dan Chanyeol kompak berdeham keras-keras sebagai kode agar Hana menyadari kehadiran mereka juga.

“Ah, jadi Sunbaenim juga bagian dari ‘Kami yang lebih cantik darimu’?” tanya Hana seraya menahan tawa.

“Yak! Tidak! Tidak! Kami ini lebih ke ‘sangat merindukanmu!~’” jawab Chanyeol cepat yang kembali ditimpal oleh Byun Baekhyun, “Lebih tepatnya dia sendiri, Seol Hana!” sambil menunjuk hidung mancung Park Chanyeol.

Welcome back to the school, Seol Hana!~” ucap Sehun penuh senyuman dari belakang yang kemudian merangkul gadis itu di depan kedua mata Chanyeol yang melebar saat itu juga.

“Tidak usah sok inggris!” Hana menampol pelan pipi Sehun, jengkel.

♥♥♥

“Eoh? Kim Seonsaeng, apa kabar?!” sapa Hana pada Guru Kim yang saat itu baru saja hendak melangkah masuk ke ruang guru.

Guru Kim melirik Sehun, lelaki di samping Hana yang terlihat tak senang melihat keakraban mereka sejak hari itu.

“Aku baik-baik saja, Seol Hana. Bagaimana denganmu? Syukurlah kau sudah kembali masuk sekolah, jangan banyak berbuat ulah lagi ya!”

Hana mengangguk ceria, “Aku juga baik-baik saja kok, Saem! Iya, tenang saja! aku tidak akan berulah lagi, kecuali…”

“Kecuali apa?” mata Guru Kim memicing.

“Kecuali ada yang memulainya duluan!”

“Ayo, Sehun-ah! Bye bye, Saem!” Gadis itu menggaet lengan Sehun dan mulai berjalan dengan penuh percaya diri meninggalkan sang guru kesiswaan yang masih tercengang mendengar kata-katanya.

Sehun memperhatikan lengannya yang masih digandeng Hana. Padahal sedaritadi mereka melewati siswa-siswi lain dan menjadi pusat perhatian, namun sepertinya Hana terlihat tak peduli. Gadis itu memasang senyuman lebarnya di hadapan orang-orang seakan tuli dengan omongan-omongan orang di sekitarnya.

“Itukan Seol Hana yang ketahuan berkencan dengan Guru Kim?!”

“Ya ampun, setelah Chanyeol Sunbaenim ‘tidur’ dengan Shin Heera, sepertinya gadis itu sudah menemukan lelaki baru saja! betapa murahannya!”

Sehun berhenti melangkah, Hana lalu menatapnya seolah bertanya ‘Kenapa berhenti?’.

Lelaki itu merogoh saku celananya, mengambil earphone serta ponsel miliknya. Tangannya bergerak lincah di atas layar ponsel itu sebelum akhirnya memasangkan earphone miliknya ke telinga Seol Hana.

“Lebih baik mendengarkan lagu daripada mendengar perkataan mereka kan?” tanya Sehun memberi tatapan dalam pada gadis itu.

Hana terdiam untuk sesaat, membalas tatapan Sehun yang dirasa tak biasa untuknya. “Te-terimakasih.”

“Oh iya, Hana-ya. Nanti kau mau pulang bersamaku lagi?”

“Ha?” tanya Hana yang tak mendengar pertanyaan Sehun. volume lagu yang diputar lelaki itu terlalu keras hingga Hana tak bisa mendengar apapun selain lagu itu.

Sehun mendengus, ia kemudian mengecilkan volume lagu di ponselnya sebentar. “Nanti kau mau pulang bersamaku lagi?”

Hana menggeleng, “Saat pulang nanti aku akan dijemput sopirku kok hehe.”

♥♥♥

Hyunhae dan Haejoo baru saja pamit pulang duluan pada Hana, Sehun juga. Gadis itu terus melirik ke arah arloji berbentuk stroberi di tangannya, entah untuk yang keberapa kali. Terakhir, sopirnya bilang sudah dalam perjalanan menjemputnya. Itupun sudah hampir satu jam berlalu.

Suasana di sekitar sekolah mulai sepi karena hari yang mulai senja. Tak ada yang mengajaknya bicara membuat Hana sedikit kesal dan menjadi semakin tak sabaran. Namun kemudian, maniknya menangkap sosok adik kelasnya yang menyebalkan tengah berjalan tertatih sendirian seperti sedang menahan sakit di bagian kaki kanannya.

Hana menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, untuk apa merasa kasihan pada Heera si pembuat masalah di hidupnya itu?

“Hana Agassi?” sang sopir akhirnya muncul di waktu yang tepat.

“Huwaaaa!~ Ahjussi ke mana saja sih?! aku hampir saja menangis karena kesal terlalu lama menunggumu! Memangnya Ahjussi mau kulaporkan pada Appa?!”

“Maaf, Agassi. Tadi saya terjebak macet.” Ujar sang sopir memberi alasan klise.

“Ya sudahlah!” Hana masuk ke dalam mobilnya, sementara bayangan Heera tadi masih membayang-bayangi pikirannya. Saat dipikir-pikir lagi, ia tak tega juga.

Mobil Hana melaju perlahan karena lalu lintas di sekitar sekolahnya lumayan padat sore itu. Dari balik kaca mobilnya, Hana bisa melihat Heera yang masih berjalan tertatih seorang diri. Gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa Heera pulang seorang diri tanpa seorang teman? Kenapa tak ada mobil yang menjemput Heera seperti dirinya? Kenapa Heera sangat membenci dirinya? Ya, pertanyaan-pertanyaan standar seperti itulah yang muncul di benak Hana.

Ahjussi…”

“Ya, Agassi?”

“Berhenti di sini ya? Aku lupa kalau aku harus menemui seorang teman.” Ucap Hana pada sopirnya. Sang sopir kembali menawarkan apa tidak sekalian saja dirinya diantar ke tempat teman yang ia maksud, namun ia menolak untuk diantar.

“Nanti kalau aku menelepon Ahjussi, tandanya aku sudah mau pulang! Kalau Appa atau Eomma bertanya kenapa aku tidak pulang bersama Ahjussi, bilang saja apa adanya ya! bye, Ahjussi! Hati-hati!”

Setelah memberi lambaian tangan pada sopirnya, Hana mulai mengambil langkah mantap mengikuti ke manapun langkah Shin Heera pergi. Ia sendiri tak tahu perasaan apa yang telah membuatnya mengambil keputusan gila membuntuti gadis yang jelas-jelas menaruh kebencian dan dendam tersendiri terhadap dirinya.

Setiap kali Hana melihat Heera hendak terjatuh karena kakinya yang pincang, hati Hana selalu tak tega. Heera terus berjalan tertatih menelusuri setiap jalan yang akan membawanya ke rumahnya tanpa tahu kalau Seol Hana mengikuti setiap langkahnya jauh dari belakang.

Langkah Hana terhenti tak seberapa jauh dari tempat Heera memberhentikan langkahnya juga. Sebuah warung soju kecil yang terlihat sepi pembeli. Heera masuk ke dalam warung itu dengan wajah menunduk. Kening Hana mengkerut, untuk apa Heera mampir ke warung soju?

PRAK! Bola mata Hana melebar seketika, tak percaya dengan apa yang saat ini terjadi di depan kedua matanya.

“DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI! ENYAHLAH KAU BEDEBAH! MUNGKIN LEBIH BAIK KAU MATI DARIPADA MENYUSAHKANKU TERUS MENERUS!”

Seorang pria paruh baya yang Hana yakini sebagai ayah Heera terlihat memukuli tubuh Heera berkali-kali menggunakan tongkat bisbol sampai gadis yang tubuhnya dipukuli itu menangis dan berteriak kesakitan. Hana yang tak tahan melihat tindak kekerasan itu akhirnya memilih melangkah mendekat untuk membela Shin Heera.

AHJUSSI HENTIKAN! HENTIKAN ATAU KALAU TIDAK AKU AKAN MELAPORKAN AHJUSSI KE POLISI!” ancam Hana, memberanikan diri. Si pria paruh baya yang tadi memukuli Heera pun menghentikan aksinya dan kembali masuk ke warung kecil itu dengan membawa tongkat bisbolnya.

“Shin Heera… kau tidak apa-apa?” tanya Hana khawatir setengah mati. Hana berniat membantu Heera berdiri namun Heera dengan kasar menepis tangan Hana yang menyentuh tubuhnya.

“Apa kau puas, Seol Hana?”

“A-apa maksudmu, Shin Heera?”

Heera perlahan bangkit dari posisinya. Wajah yang babak belur serta luka-luka berdarah di tubuhnya membuat dirinya terlihat begitu menyedihkan. Saat Hana memberikan tatapan kasihan padanya, Heera selalu merasa dirinya terhinakan.

“Apa sekarang kau puas melihatku menderita seperti ini? Ini semua salahmu!”

“Apa?” Hana semakin tak mengerti. Ia baru saja membantu Heera dan sekarang Heera berkata kalau semua ini adalah kesalahannya?

“Inilah alasan kenapa aku begitu membencimu, Seol Hana! Kalau bukan karena keluargamu, hidup keluargaku tidak akan menjadi semenyedihkan ini!”

“Saat perusahaan ayahmu berkembang pesat, perusahaan ayahmu itu menyingkirkan perusahaan keluargaku hingga jatuh ke dalam kebangkrutan! Hingga kami hanya mampu membuka warung soju yang tak laku ini! ayahku frustasi hingga dialah yang meminum semua soju itu setiap hari! Sementara kau dan keluargamu? Kalian terus bahagia di atas penderitaan kami!”

“Pernahkah kau membayangkan sehari saja menjadi diriku? Saat aku melihatmu tersenyum karena bisa terus melanjutkan pendidikanmu, saat itulah aku yakin aku benar-benar membencimu! Karenamu, aku tidak bisa melanjutkan pendidikanku! Kalau bukan karena keluargamu, aku pasti sudah ada di tingkat yang sama dengan Park Chanyeol sekarang. Tapi… karena dirimu… aku harus bersusah payah hingga bisa sampai di titik ini! kau memiliki segalanya! Sahabat, lelaki yang mencintaimu, juga kedua orang tua yang begitu menyayangimu! Sedangkan aku? aku tidak memiliki semua itu, Seol Hana!”

Cairan bening tak henti-hentinya berlinang membasahi pipi Hana. Pada akhirnya, ia tahu alasan kenapa seorang Shin Heera bisa begitu membencinya. Karena memang, tak akan ada asap kalau tidak ada api, semua pasti punya sebab-akibatnya. Hana merasa bersalah atas penderitaan Heera selama ini, tapi apa memang ia pantas disalahkan atas semua itu sedang ia tak pernah tahu apa-apa?

“Heera… maafkan aku.”

Heera mendecih, “‘Maaf’ tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Kau akan terus bahagia sementara aku akan tetap menderita. Tidak akan ada yang berubah hanya karena kau berucap maaf.”

Hana mengangguk, mengerti. Sebuah kata maaf takkan bisa memperbaiki keadaan antara dirinya dan Heera yang terikat begitu rumit. “Lalu, apa yang harus kulakukan?”

“Kau hanya perlu merasakan penderitaan yang sama. Hanya itu satu-satunya yang kuinginkan.”

♥♥♥

Sepanjang hari ini, Hana terlihat tak seceria biasanya. Hana terus dibayang-bayangi rasa bersalahnya terhadap Shin Heera. Perkataan Heera kemarin telah menusuk sedalam-dalamnya ke hati Hana dan meninggalkan bekas yang tak mudah untuk dihilangkan. Ketidakceriaan Hana ini membuat ketiga sahabatnya, Hyunhae, Haejoo, dan Sehun saling bertatap dan mengangkat bahu, tidak tahu menahu tentang penyebab yang membuat Hana sebegitu muramnya.

“Hana-ya… sudah waktunya makan siang, lho! Memangnya kau tidak lapar?” tanya Hyunhae.

“Iya, Hana-ya! Makan, yuk! Aku yang traktir deh!” bujuk Haejoo.

Sehun bertopang dagu di meja Hana, menatap Hana yang terlihat memiliki beban pikiran yang berat. “Ada masalah apa? Kau tidak melupakan kami, kan? Kami ini sahabatmu, kau boleh menceritakan apapun masalahmu pada kami.” Ucap Sehun yang diikuti anggukan Hyunhae dan Haejoo.

“Maafkan aku, aku tidak bermaksud melupakan kalian tapi…” tenggorokan Hana tercekat, tak mampu melanjutkan kata-katanya lagi. Melihat Hana yang tiba-tiba saja menangis, Hyunhae, Haejoo, dan Sehun pun memberi Hana pelukan penenang.

“Hana-ya, jangan menangis! Aku jadi ikutan menangis nih!” Hyunhae menyeka airmatanya sendiri yang berlomba untuk keluar.

“Berhentilah menangis! Kalian jadi tak cantik lagi tahu!”

Ucapan Sehun barusan lantas membuat Haejoo mengambil cermin Hello Kitty milik Hyunhae dan memandangi bayangan wajahnya di cermin tersebut. “Tidak kok! Aku masih cantik walau ikut menangis!”

PLETAK!

“Aaaahh~ Hana-ya, lihat! Pangeranku jahat sekali! Masa dia tega menjitakku?!” rengek Haejoo yang seketika mengundang tawa kecil di bibir Hana.

Sehun tersenyum, akhirnya Hana bisa berhenti bersedih juga.

“Sudah, yuk! Berhenti dramanya! Perutku sudah berkonser ria nih!” ujar Sehun sedikit berlebihan.

Hana mengangguk seraya menghapus sisa-sisa airmatanya, “Ayo kita makan siang!”

“Yey! Makan siang!~ Makan siang!~” heboh Hyunhae dan Haejoo berjoget-joget.

“Tapi jadi kan Haejoo yang traktir?” tanya Hana kemudian. Haejoo langsung terdiam dan mengedip-ngedipkan matanya polos, berpura-pura amnesia.

Sehun tertawa melihat tingkah bodoh Haejoo yang menggemaskan, lelaki itu lantas mengacak-acak rambut Lee Haejoo hingga wajah siempunya rambut memerah sempurna.

“Kalau Haejoo tidak jadi traktir, biar aku saja!”

“Yuhuy! Pangeranku memang baik sekali!” puji Hyunhae yang langsung menempel pada Oh Sehun, sementara Lee Haejoo masih menikmati elusan tangan Sehun di kepalanya yang nyatanya sudah berakhir.

“Sudah ah! Berhenti membuat Haejoo berkhayal yang aneh-aneh! Ayo kita ke kantin!” Hana menggandeng lengan Haejoo dan menariknya menjauh dari Sehun.

Ketika langkah Hana dan kawan-kawan tinggal sedikit lagi sampai di area kantin, area kantin tersebut terlihat begitu ramai yang lebih-lebih dari biasanya. Dari keributan siswa-siswi di sekitarnya, Hana dapat menangkap nama Park Chanyeol dan Shin Heera di sebut-sebut.

Hana terpaku di depan ruang kantin. Yang ia lihat sekarang, di depan kedua matanya, Park Chanyeol sedang mengangkat tubuh ringkih Heera yang tak sadarkan diri. Chanyeol sempat berhenti melangkah untuk beberapa saat, melihat raut Hana yang tak memberi ekspresi apapun saat melihatnya hingga lelaki itu lebih memilih melanjutkan langkahnya untuk membawa Heera ke UKS dan meninggalkan Seol Hana dengan berat hati.

“Oh astaga! Shin Heera itu benar-benar ya! bisa saja menarik perhatian Chanyeol Sunbae!” ucap Haejoo, kesal.

“Berhenti bicara yang tidak-tidak, Heera tadi benar-benar terlihat pucat. Mungkin dia memang sedang sakit.” balas Hana, Haejoo merengut.

“Masa kau percaya kalau Shin Heera benar-benar sakit?! Paling-paling dia itu hanya berpura-pura untuk membuat Chanyeol Sunbae kasihan padanya dan membuatmu sakit hati lagi! dia itukan-”

“CUKUP, CHOI HYUNHAE!” bentak Hana dengan tatapan tajam. “Sebenci apapun kita pada orang lain, kita tidak boleh berprasangka buruk pada orang itu.”

Sehun menahan lengan Hana yang hendak pergi, namun Hana menepisnya kasar. “APA LAGI SIH?!”

Lelaki itu dapat kembali melihat bulir airmata Hana. Hana kembali terluka dan Sehun jelas tahu itu. Sehun kemudian menarik tangan Hana, membawa Hana pergi ke atap sekolah. Hana menatap Sehun dengan tatapan penuh kebingungan, untuk apa lelaki itu membawanya ke atap?

“Di sini kau bisa melampiaskan semuanya. Berteriaklah, Seol Hana! Luapkan semua bebanmu! Jangan pendam itu terlalu lama atau kau akan menjadi gila!”

Setelah mendengar ucapan Sehun, Hana melangkah maju dengan ragu-ragu. Gadis itu berjalan perlahan mendekati dinding pembatas dan menarik nafas sedalam-dalamnya untuk berteriak sekeras-kerasnya.

“SEMUA INI BUKAN SALAHKU! AKU TIDAK PANTAS UNTUK DISALAHKAN! BUKAN AKU… BUKAN AKU YANG SALAH DI SINI!”

“LALU APA AKU JUGA HARUS MELEPASKAN APA YANG BELUM PERNAH KUMILIKI?! HARUSKAH?! AKU… AKU… AKU MEMBENCI DIRIKU SENDIRI! SEOL HANA KENAPA KAU HARUS EGOIS SEPERTI INI?!”

BREG!

Sehun memeluk Hana dari belakang. Pelukan erat sampai-sampai Hana bisa merasakan jantung Sehun yang berdegup kencang saat bersentuhan dengan punggungnya. Pelukan hangat yang mampu membuat Hana merasa lebih tenang dari sebelumnya. Dan juga, pelukan yang membuat Hana ingin kembali menangis di pelukan lelaki itu.

“Aku memiliki empat alasan untuk bertahan di sisimu.” Ungkap Sehun.

“Pertama, aku harus melindungimu. Kedua, aku tidak mau melihatmu tersakiti. Ketiga, karena kau adalah sahabatku, dan alasan keempat…”

“-karena aku mencintaimu.”

Empat alasan Sehun itu membuat bibir Hana terkatup rapat, gemetar. Seiring diamnya, pelukan Sehun semakin lama semakin terasa menyedihkan bagi Seol Hana. Seol Hana yang telah memberi cintanya untuk Park Chanyeol, dan Sehun yang kemudian datang kembali ke kehidupannya untuk menyatakan cinta. Seol Hana bisa apa?

9 pemikiran pada “[EXO Fanfiction] STRAWBERRY KISS -Episode 4 : The Fourth Reason (2/2)

  1. hwuaaaaa… hiks… hiks… author paling bs dah kalo greged2nya, tau2 bersambung, huhuhu… hehee…
    btw nuhun pisan yah dh update lg, kumaha hasil UN nya, moga2 sesuai harapan nya, aamiin…
    selalu ditunggu next n next chapterny, jd makin penasaran sama endingnya, tp ttp ngarep hana sama chanyeol, sehun ama hyunhae aja trus haejoo sama baekhyun dh, heheee… kalu si heera biar rasa ga usah ama siapa2 jdiin dia tobat aja dn balik berkecukupan lg dh kehidupannya 😊
    moga sehat2 n sukses selalu utk author, aamiin…

    Suka

    1. Kan biar dabeldabel gregetnya wkwk 😂 iyaaa samisami^^ alhamdulillah, yaa walaupun gak sesuai harapan tapi cukup memuaskan kok hehe~😂👍
      Yappp sabar aja yaaa~ wakakak hana-chanyeol lovers xD tobat xD yaa kita lihat saja nanti yaa^^
      Amiin amiin ya rabbal alamiin, makasih banyak doanya😚❤

      Suka

  2. Oke, jdi prusahaan kluarganya haera bangkrut gra” prusahaan kluarga hanna. Lah itu kn bkan slah hanna, n jngan” yg dmnta haera tu nglepasin chanyeol gtu? Biar chanyeol prhatiannya sma haera doang gtu?? Duh apalagi nih sicadelku uda ngungkapin prsaannya ama hanna ><
    next next neeexxxttttt……

    Suka

    1. Iyaaa, Heera nganggepnya gitu sih :”
      Lah iyakan, cuma yaa gitu, Heera mah emang dasarnya aja sirik sama Hana :” apa gitu ya? Hmmm bisa jadi, bisa iya, bisa nggak hehe xD kan yg penting mah Heera bisa liat Hana gak bahagia :’)
      Jengjengggg, Sehun sudah gercep wkwkwk 😂👏

      Suka

Tinggalkan komentar